Rencana besar bisnis Volkswagen, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan perkembangan terkini mengenai rencana investasi industri baterai kendaraan listrik di Indonesia, yang akan dijalankan Volkswagen.
Bahlil menjelaskan, setelah pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan CEO dari BASF, Eramet, dan Volkswagen (VW) di Hannover, Jerman pada pekan lalu, dipastikan ketiga perusahaan besar tersebut akan berinvestasi di Indonesia.
“BASF salah satu industri terbesar di dunia, VW itu mobil, mereka akan bangun investasi di Indonesia. Kerja sama dengan Eramet yang punya tambang di Maluku Utara,” jelas Bahlil saat ditemui di kantornya, Jumat (28/4/2023).
Bahlil melanjutkan, VW akan bekerja sama dengan perusahaan nasional, diantaranya Merdeka Battery, Merdeka Copper Gold. VW, kata Bahlil juga berencana untuk menjalin kerjasama dengan Kalla Group.
“Karena semuanya ini akan memakai energi baru terbarukan. […] VW ini ada dua konsepnya. Apakah dia sementara off taker, tapi dia ikut masuk juga inject sebagai pemegang saham di satu perusahaan atau dia bangun baru,” jelas Bahlil.
“Kelihatannya dua-dua ini dia (VW) akan mainkan, karena kebutuhan terhadap baterai tinggi sekali,” kata Bahlil lagi.
Kendati demikian, Bahlil belum bisa memastikan berapa nilai investasi yang akan dikucurkan VW dan kapan akan mulai berinvestasi di Indonesia. Yang jelas, kata Bahlil VW sedang meningkatkan produksi mobil listrik, yang 30% pasarnya ada di Eropa.
“Jadi, dia (VW) betul-betul membutuhkan bahan baku. Indonesia harus memainkan peran ini,” ujarnya.
Sementara untuk BASF dan Eramet, Bahlil memastikan bahwa perusahaan asal Eropa ini akan melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama perusahaan pada awal Semester II-2023.
“Kalau BASF, Eramet ini nilai investasi kurang lebih US$ 2,6 miliar. Mulai ground breaking di awal Semester II-2023. Izinnya, semua sudah selesai. Kemarin Pak Jokowi memerintahkan untuk segera memerintahkan itu,” jelas Bahlil.